• Jelajahi

    Copyright © NUSANTARA NEWS | Berita Nusantara News Hari Ini
    Nusantara News

    Follow us on

    Caleg Dapil 6 Kabupaten Sumedang: Kiai Nyentrik H. Shofwan Wahyudin Siap Berjuang untuk Kesejahteraan Rakyat

    NUSANTARA NEWS
    Kamis, 01 Februari 2024, 17:21 WIB Last Updated 2024-02-01T10:21:58Z

     


    SUKASARI - NUSANTARANEWS - Kabar politik terbaru datang dari Kabupaten Sumedang, di mana Kiai Nyentrik H. Shofwan Wahyudin.ST, S.pd telah resmi terdaftar sebagai calon legislatif (caleg) di Dapil 6. Dapil 6 Kabupaten Sumedang meliputi empat kecamatan, yaitu Tanjungsari, Pamulihan, Sukasari, dan Rancakalong.

     

    H. Shofwan Wahyudin, seorang tokoh agama yang dikenal dengan sebutan Kiai Nyentrik biasa di sapa dengan panggilan kaka, telah memutuskan untuk turut serta dalam kancah politik dengan tujuan untuk memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakat Kabupaten Sumedang. Dengan latar belakang keagamaan yang kuat, berharap dapat mewakili suara dan aspirasi masyarakat di Dapil 6.

     

    Dapil 6 Kabupaten Sumedang memiliki potensi dan tantangan yang unik. Meliputi kecamatan Tanjungsari, Pamulihan, Sukasari, dan Rancakalong, daerah ini memiliki kekayaan alam dan budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Saya berkomitmen untuk bekerja keras dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat di keempat kecamatan ini.

     

    Selain itu, Kiayai Nyetrik juga memiliki visi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperkuat sektor pendidikan, ekonomi dan mempromosikan kearifan lokal. Dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya,  ia yakin dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan Kabupaten Sumedang.

     

    Dengan kehadiran Kiai Nyentrik H. Shofwan Wahyudin sebagai caleg di Dapil 6 Kabupaten Sumedang, diharapkan masyarakat dapat memiliki perwakilan yang kuat dan berkomitmen dalam menghadapi tantangan dan memajukan daerah ini.



    H.Shofwan Wahyudin ST, S.Pd mengatakan modal dasar saya nyalon DPRD di Kabupaten Sumedang dari dapil 6 ini adalah DWI DARMO yang berarti ( Darmaning bakti, Darmaning Parentah, Bakti kagusti, babakti  Kalemah cai ,  Parentah Gusti parentah konstitusi Cukup dengan ITEM ini  berbagai point untuk menghantarkan  tujuan warga masyarakat di dapil 6 


    "Sebetulnya Kiai terjun dari zona nyaman sudah saatnya untuk di jawa Barat khususnya di dapil VI Sumedang ini, Kiai jangan hanya duduk manis duduk di kursi menerima Tamu, mengajar dan mengaji   , naik mimbar  tapi harus ada yang maju ke kancah perpolitikan meniru dari kasunanan Gunung Djati yang beliau adalah seorang Sunan, Alim Ulama, orang arif sarat ma'rifat   tapi tidak lepas  dari kesultanan yang  sarat akan  politik," ucap H.Shofwan, Kamis (01/02/2024)


    Terkait keharmonisan rumah tangga tidak harus dengan harta melimpah ruah tapi dengan hal-hal kecil dengan membawa buah tangan ketika datang, sebelum berangkat berijin kepada istri bisa bercengkrama di dalam rumah dengan menggunakan waktu  khusus untuk istri dan keluarga ada saatnya pada waktu itu waktu yang spesial tidak bisa di ganggu untuk kegiatan apapun juga sehingga di tatanan keluarga kita tetap harmonis dengan hiruk dan pikuknya pergerakan politik dengan aktivitas keagamaan dan jangan lupa ketika bangun tidur kita harus mengecup kening istri .


    Selain itu H.Shofwan juga menuturkan harus bergaul lintas kalangan dari mulai orang yang Sholeh sampai dengan orang yang belum soleh,dari kalangan pesantren dan kalangan luar  pasantren dari masyarakat jelata sampai pejabat tapi  tetap mamakai kearifan pesantren dengan karakter ketawadu'an


    Dan ketika saya di tugaskan maju oleh guru saya (KH. ASEP A. MAOSHUL AFFANDY) pimpinan Umum pondok pesantren Miftahul Huda dan KH.Abdul Aziz Aff dan  berdasarkan  SK DPC PPP Kabupaten Sumedang untuk menjadi caleg di  dapil 6 Nomor urut 1 dan saya sepanjang bersosialisasi dan berkampanye banyak hal yang kita paham dan ketahui bersama masih banyak PR yang harua kita kerjakan dan itulah yang menjadi dorongan kuat untuk saya maju untuk DPRD kabupaten Sumedang 


    Untuk tinjauan ekonomi terlihat dari beberapa pasar dari 4 Kecamatan ini baik itu pasar hewan maupun pasar lokal, pasar bako atau pasar  pasar konvensional  belum sepenuhnya mengangkat ekonomi masyarakat secara signifikan 


    Untuk pendidikan yang kurang itu bukan sistem pendidikannya tapi yang kurangnya itu adalah dari softskill dan  karakter siswa dan siswi sekolah  atau di pesantren sendiri masih jauh  dari tatanan budaya timur yang memiliki akhlakul karimah yang berbudi luhur yang seharusnya kita perjuangkan. 


    Jurnalis : Endi 

    Komentar

    Tampilkan

    BERITA TERBARU