NUSANTARANEWS | SUKABUMI – Enam bulan telah berlalu sejak bencana pergeseran tanah melanda Kampung Jayamekar Citiis, Dusun Sukmaresmi, Desa Gunung Karamat, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Namun hingga kini, janji relokasi yang sempat disampaikan oleh pemerintah belum direalisasikan. Akibatnya, sebanyak 36 Kepala Keluarga (KK) dengan total 120 jiwa hidup dalam ketidakpastian dan kondisi yang memprihatinkan.
Kampung Sukmaresmi kini berubah menjadi "kampung mati". Rumah-rumah warga yang rusak berat, retakan besar pada tanah, serta akses jalan yang terputus menjadi saksi bisu keganasan bencana yang terjadi enam bulan lalu. Banyak warga terpaksa meninggalkan rumah mereka dan menumpang tinggal di rumah saudara atau tetangga.
Saat tim nusantaranews.web.id mendatangi lokasi pada Rabu (28/5/2015), beberapa warga terdampak yang berada di sekitar lokasi menyampaikan kekecewaannya terhadap pemerintah.
"Dulu kami disuruh pindah karena katanya berbahaya. Kami dijanjikan akan segera direlokasi, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan. Sudah enam bulan kami menunggu," ungkap Edeng (70) seorang warga dengan nada kecewa.
Warga lainnya Wacah (60) mengaku merasa tidak nyaman karena harus menumpang dalam waktu yang lama. "Kami merasa malu terus-menerus menumpang. Sudah berbulan-bulan tinggal bersama keluarga. Kami butuh kepastian dari pemerintah, bukan janji," ujarnya.
Selain persoalan tempat tinggal, dampak sosial dan psikologis pun dirasakan warga terdampak. Anak-anak kesulitan bersekolah dan para orang tua kehilangan mata pencaharian karena tidak bisa bekerja seperti biasa.
"Anak-anak kami terlantar karena ketidaknyamanan tinggal di rumah tetangga. Kami pun tidak bisa bekerja seperti biasa. Kami mohon kepada pemerintah agar segera menepati janjinya," kata seorang warga lainnya dengan nada penuh harap.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Pemerintah Kabupaten Sukabumi belum memberikan pernyataan resmi mengenai kelanjutan program relokasi bagi warga terdampak di Desa Gunung Karamat.
(Budiman /Ismet)