NUSANTARANEWS | SUMEDANG - Pasar tradisional, aset penting perekonomian lokal, seringkali menghadapi tantangan kompleks. Pasar Tanjungsari di Kabupaten Sumedang menjadi contoh kasus yang menggambarkan permasalahan umum: kebersihan lingkungan, infrastruktur yang kurang memadai, dan pengelolaan yang belum optimal. Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat upaya kolaboratif untuk menciptakan solusi berkelanjutan.
Kepala UPTD Pasar Tanjungsari, Mohamad Nasir, SE., mengakui beragam kendala yang dihadapi. Dalam wawancara pada Sabtu (28/6/2025), beliau mengatakan, "Kami telah berupaya menjaga kebersihan, keamanan, dan ketertiban, serta aktif menampung aspirasi pedagang. Namun, revitalisasi yang komprehensif membutuhkan sinergi yang lebih kuat dari berbagai instansi pemerintah, seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Perhubungan."
Edi Sutiyo, Ketua Umum Simpe Nasional, menambahkan perspektif penting. Beliau mengungkapkan, "Revitalisasi tidak hanya memperbaiki infrastruktur fisik, tetapi juga mencakup peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan implementasi sistem pengelolaan berbasis teknologi. Kejelasan pembagian tanggung jawab antar instansi juga krusial untuk menghindari tumpang tindih dan memastikan efisiensi. Salah satu solusi yang diusulkan adalah integrasi sistem parkir untuk mengurangi kemacetan di sekitar pasar."
Revitalisasi Pasar Tanjungsari menjadi studi kasus penting bagi pasar tradisional lainnya di Sumedang dan Indonesia. Keberhasilannya bergantung pada komitmen kolaboratif antara pemerintah, pedagang, dan masyarakat untuk menciptakan pasar yang bersih, tertib, dan berkelanjutan.
(Endi Kusnadi)