NUSANTARANEWS | SUKABUMI – Suasana Alun-alun Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (23/8/2025) mendadak semarak ketika rombongan TNI Angkatan Laut hadir dalam kegiatan Bakti Sosial Alumni Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan 1993 atau Moro 3993. Sambutan meriah tak hanya datang dari masyarakat, namun juga dari sosok yang sudah tak asing lagi di Palabuhanratu Abah Embep atau yang memiliki nama asli Asep Nurbagelar, seorang tokoh sesepuh sekaligus budayawan ternama.
Abah Embep tampil khas dengan peran “Lengser”, tokoh adat Jawa Barat yang memimpin prosesi penyambutan tamu kehormatan. Dengan pengalungan bunga, tarian tradisional, dan gestur penuh makna, prosesi ini memberi warna berbeda dalam penyambutan para tamu dari TNI AL.
Dalam wawancara dengan nusantaranews.web.id, Abah Embep mengungkapkan bahwa kehadiran TNI AL melalui bakti sosial ini sangat berarti bagi masyarakat, khususnya warga pesisir Palabuhanratu yang sebelumnya sempat terdampak musibah.
"Sebetulnya ini dari alumni AAL 3993, mereka itu sangat peduli terhadap masyarakat Palabuhanratu, terutama masyarakat pesisir. Mereka datang membawa bakti sosial yang benar-benar dirasakan manfaatnya," ujar Abah Embep.
Ia juga menekankan pentingnya memadukan nilai kenegaraan dengan budaya lokal dalam setiap acara besar. "Tadi itu sangat antusias sekali, karena budaya daerah bisa dihargai. Lengser itu maknanya adalah kita menyambut tamu dengan penuh kehormatan, seorang pemandu sekaligus penari yang menunjukkan rasa hormat dan penghargaan kepada siapa pun yang datang," tambahnya.
Kehadiran Abah Embep sebagai Lengser bukan kali pertama. Hampir di setiap penyambutan tokoh penting atau perhelatan besar di Palabuhanratu, figur budayawan ini selalu hadir membawa kearifan lokal sebagai simbol penghormatan.
Bakti sosial yang digelar TNI AAL kali ini meliputi pengobatan gratis, pembagian sembako, serta kegiatan sosial lainnya yang disambut antusias masyarakat. Prosesi budaya dengan sentuhan khas Abah Embep pun menambah kesan hangat, menjadikan kegiatan sosial ini tidak hanya bernilai kemanusiaan, tetapi juga bernuansa kultural.
(Ismet)