NUSANTARANEWS | SUKABUMI – Di tengah gencarnya program bantuan sosial dan rumah tidak layak huni (rutilahu) dari pemerintah, masih ada warga yang luput dari perhatian. Salah satunya adalah keluarga Dadin (60), warga Desa Gandasoli, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi. Bersama istri dan lima anaknya, Dadin hidup dalam rumah sederhana yang jauh dari kata layak, tanpa pernah merasakan bantuan sosial secara utuh dari pemerintah.
Saat ditemui, Dadin mengaku sempat menerima bantuan program rutilahu beberapa tahun lalu. Namun, bantuan tersebut hanya berupa material dengan nilai yang disebut-sebut senilai Rp10 juta, tapi menurutnya tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
"Katanya nilainya sepuluh juta, tapi waktu dilihat paling juga lima juta. Bangunannya pun belum beres, sisanya saya tambahin dari uang anak,' tutur Dadin dengan nada pasrah.
Lebih menyedihkan lagi, keluarga Dadin mengaku tak pernah mendapatkan bantuan seperti Program Keluarga Harapan (PKH) atau Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Bantuan beras yang dulu sempat diterima, kini sudah tidak lagi mereka rasakan.
"Saya pernah ngajuin ke kadus, katanya diusahakan tapi belum ada dari pusat. Istri saya juga pernah ngomong langsung ke pak kades, tapi jawabannya cuma, ‘jangan kan Bi Mimin, saya juga mau’. Dari situ saya udah gak mau ngomong apa-apa lagi," ujar Dadin lirih.
Dadin mengaku sering merasa sedih saat melihat warga lain yang tergolong mampu justru mendapatkan bantuan.
"Kadang yang punya motor, bahkan mobil, malah dapat bantuan. Saya cuma bisa lihat aja sambil nyangkul, sedih, tapi mau gimana lagi, mungkin belum rezekinya," katanya dengan mata berkaca-kaca.
Kondisi ekonomi yang serba terbatas juga berimbas pada pendidikan anak-anaknya.
"Anak saya jarang sekolah, bukan karena malas, tapi karena gak ada uang buat jajan. Kalau ada uang ya sekolah, kalau gak ada ya di rumah aja," ungkapnya.
Hal senada disampaikan oleh istrinya, Mimin (45). Ia berharap ada perhatian dari pemerintah terhadap keluarga mereka yang hidup serba kekurangan.
"Saya pengen ada bantuan kayak orang-orang, minimal PKH atau bantuan sekolah. Rumah kami juga sudah rusak, bocor di mana-mana. Saya berharap ada bedah rumah dan bantuan beras lagi," harap Mimin dengan suara bergetar.
Kini, di rumah kecil yang mereka tempati bersama tujuh anggota keluarga, kehidupan berjalan dengan kesederhanaan dan ketabahan. Di tengah ketimpangan penerimaan bantuan sosial, keluarga Dadin hanya bisa berharap agar pemerintah desa dan instansi terkait lebih peka dan adil dalam menyalurkan bantuan bagi warga yang benar-benar membutuhkan.
(Budiman)
(Editor: Ismet)