• Jelajahi

    Copyright © NUSANTARA NEWS | Berita Nusantara News Hari Ini
    Nusantara News

    Follow us on

    PGRI Kabupaten Sukabumi Laporkan Pengguna Akun Facebook yang Diduga Hina Profesi Guru

    NUSANTARA NEWS
    Jumat, 17 Mei 2024, 09:43 WIB Last Updated 2024-05-17T03:11:13Z

     


    SUKABUMI - NUSANTARANEWS - Sejumlah pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Sukabumi mendatangi Gedung Satreskrim Polres Sukabumi. Mereka melaporkan pemilik akun media sosial Facebook 'AT' (inisial) yang diduga menghina profesi guru terkait dengan peristiwa kecelakaan peserta studi tour di Subang beberapa waktu lalu.


    Asep Nurahman, Sekretaris PGRI Kabupaten Sukabumi, didampingi Udep Suherdi, Sekbid Advokasi PGRI, mengatakan bahwa mereka melaporkan warganet tersebut dengan pasal pencemaran nama baik dan UU ITE ke Satreskrim Polres Sukabumi pada Kamis, 16 Mei 2024.


    Laporan tersebut terkait dugaan pencemaran nama baik dan penghinaan terhadap guru melalui status Facebook yang diunggah akun Atep Romli pada Selasa, 14 Mei 2024.


    Dalam unggahan yang viral beredar di grup Facebook tersebut, akun tersebut menulis status yang dinilai menghina guru dengan narasi yang seolah menyalahkan guru dalam tragedi kecelakaan bus pariwisata yang ditumpangi pelajar SMK Depok di Ciater Subang beberapa hari lalu.


    Berikut status akun Facebook tersebut: "Warning, hey para wali murid/guru sekolah kalian itu ditugaskan untuk mengajar bukan untuk berbisnis sampai menghilangkan anak murid begitu banyak, gak mikir ya gaji kalian dari pemerintah emang gak cukup, sampai ngadain tour bisnis segala, gob*** tangkurak guru sia, mantak aing sok nyaram ka para guru hal NU Kitu patut, kehed siah guru teu boga polo."



    Sekretaris PGRI Kabupaten Sukabumi, Asep Nurahman, selaku pelapor mengatakan, status tersebut telah membuat rekan-rekannya sesama guru merasa tersinggung. Menurutnya, bukan hanya guru di Kabupaten Sukabumi saja yang merasa tersinggung, tapi juga guru-guru di berbagai kota dan kabupaten di Jawa Barat.


    "Pemicunya itu ada kaitan dengan kecelakaan bus di Ciater Subang yang menelan korban. Sehingga yang bersangkutan (akun Atep Romli) membuat status seolah menyalahkan guru. Kalau mau menyalahkan silakan, tapi jangan sampai menghina profesi guru, atau semua guru disamaratakan," ucap Asep.


    Oleh karena itu, Asep menyebut laporan ini bertujuan untuk meredam kemarahan para guru terhadap akun Facebook tersebut.


    Menurut Asep, saat ini unggahan tersebut sudah dihapus oleh pemilik akun. Namun, pihaknya sudah mendapatkan screenshot status Facebook yang diunggah.


    "Jadi yang dilaporkan hari ini tentang pencemaran nama baik serta penghinaan yang dilakukan oleh akun Facebook Atep Romli. Statusnya sudah dihapus, namun sudah kami screenshot. Status yang bersangkutan mendapat reaksi besar dari teman-teman guru yang merasa tersinggung," tuturnya.


    "Untuk itu, tujuan kami melaporkan akun Atep Romli adalah untuk meredam emosi teman-teman kami. Jangan sampai teman-teman kami yang sedang memanas hari ini melakukan tindakan di luar hukum atau bertindak sendiri-sendiri," tambahnya.


    Asep menilai, status Facebook yang berisi cacian dan umpatan itu ditujukan untuk guru secara keseluruhan, bukan individu.


    "Penghinaannya ditujukan pada guru-guru secara umum, bukan perorangan. Oleh karena itu, kami sebagai organisasi profesi yang memiliki jati diri harus membela hak-hak anggota kami sesuai dengan AD/ART," tegasnya.


    Asep menjelaskan, status tersebut dipicu oleh kejadian kecelakaan peserta studi tour yang terjadi di Ciater, Subang beberapa waktu lalu yang memakan korban jiwa. Menurut Asep, AT malah membuat unggahan yang seolah-olah menyalahkan para guru atas kejadian tersebut.


    "Pemicu adalah kejadian kecelakaan bus di Subang Ciater yang melibatkan pelajar SMK Lingga Depok dan menelan korban. Nah, itu salah satu pemicunya yang seolah menyalahkan guru. Silakan menyalahkan, tapi jangan sampai menghina profesi guru secara keseluruhan," tegasnya.


    "Soal pengunggah status itu juga sudah kami ketahui berkat informasi dari masyarakat dan teman-teman ormas yang peduli terhadap kami sehingga si pembuat status tersebut diketahui keberadaannya. Informasinya dia tinggal di Surade, Kabupaten Sukabumi," pungkasnya.


    Jurnalis: Ismet


    Komentar

    Tampilkan

    BERITA TERBARU