• Jelajahi

    Copyright © NUSANTARA NEWS | Berita Nusantara News Hari Ini
    Nusantara News

    Follow us on

    Program IDRIP Yang Memasuki Pertemuan Yang ke-25 Membahas Tentang Persiapan Simulasi Rencana Evakuasi di Desa Jayanti

    NUSANTARA NEWS
    Rabu, 15 Mei 2024, 22:50 WIB Last Updated 2024-05-15T15:50:19Z

     


    SUKABUMI - NUSANTARANEWS - BNPB kembali melanjutkan program IDRIP di Desa Jayanti, dimana pertemuan tersebut memasuki pertemuan ke 25 membahas tentang Persiapan Simulasi Rencana Evakuasi. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Desa Jayanti Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Rabu (15/05/2024) pagi.


    Acara dihadiri oleh Fasda, Fasdes, Kepala Desa beserta Staf Desa, Ketua BPD, para Lembaga Desa dan semua personil dari Tim Destana Desa Jayanti.


    Wakil Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Barat BNPB, Adi Nurwansyah mengatakan bahwa persiapan di sini kita membuat skenario untuk simulasi rencana evakuasinya, terus pembagian perannya seperti apa di lapangan. Terus kita identifikasi kapasitas apa saja yang sudah dimiliki di wilayah Jayanti. Nanti kedepannya akan menggelar sosialisasi lebih banyak lagi, nanti orang bisa tahu atau paham tentang kegiatan Destana ini.



    "Simulasi rencana evakuasi Insya Allah akan di lakukan itu di akhir bulan ini atau minggu-minggu terakhir dan untuk waktunya nanti akan menyusul, dipersiapkan untuk beberapa orang. Total semua yang ikut berpartisipasi itu ada sekitar 100 orang," terang Adi.


    Ia pun berharap kedepannya Destana di Jayanti bisa lebih berkembang lagi dan lebih banyak tahu lagi tentang potensi bencana yang ada di desa Jayanti.


    "Ya bagaimana cara melakukan evakuasi kedepannya, itu bisa dijadikan budaya bukan hanya simbolis saja atau hanya tahu saja," kata Adi.


    Sementara itu Kepala Desa Jayanti Nandang,S.Ag melalui Sekertaris Desa (Sekdes) Haris Iskandar menambahkan bahwa dalam persiapan simulasi evakuasi ini kita membuat skenario untuk nanti di pertemuan simulasinya kita sudah tidak salah lagi terkait dengan penentuan siapa yang tugasnya apa, ini tugas siapa untuk simulasi kegiatan tersebut.


    "Untuk simulasi Insya Allah kita akan dilaksanakan nanti tanggal 26 Mei 2024 di pesisir pantai, terkait dengan adanya simulasi tersebut kita melibatkan banyak orang minimal ada 100 orang," ucapnya.



    Haris pun menuturkan bahwa kegiatan simulasi tersebut dimulai dari pembukaan informasi dengan terkait adanya bahaya tsunami dan alat-alat peraga yang nanti akan kita siapkan di tanggal 26 Mei.


    "Mudah-mudahan ketika tanggal 26 Mei tersebut tidak akan ada kendala lagi setelah dengan pertemuan persiapan pada hari ini kita persiapkan semua skalanya," tuturnya.


    Sebelum adanya bencana, masih kata Haris, kalau terkait dengan teknis video kita membuat kegiatan rutinitas masyarakat sekitar dari mulai nelayan aktivitasnya apa, trus petani aktivitasnya apa, itu masuk ke dalam video termasuk aktivitas anak-anak sekolah juga anak-anak muda. Lanjut ke episode selanjutnya atau susunan acara selanjutnya nanti di dalam video tersebut ada gempa dan gempanya tersebut ternyata berpotensi tsunami, setelah ada kabar ternyata berpotensi tsunami.


    "Nanti tim relawan terjun ke pesisir pantai memastikan benar tidak adanya bahaya tsunami yang ditandai dengan adanya surut pantai surut air laut ke dalam," ujar Haris.


    Setelah adanya surut dan benar akan terjadi tsunami, lanjut Haris, kita persiapkan kurang lebih 20 menit untuk mengevakuasi warga ke tempat evakuasi, sementara atau tes yang berada di dataran tinggi minimal ketinggian 20 meter atau 30 meter dari permukaan laut untuk evakuasinya.


    "Peran-perannya ada yang menyampaikan melalui megaphone, ada yang menyampaikan melalui Toa mesjid, ada yang menyampaikan di WA grup, pluit, HT, kentongan dan lain-lain. Itu menyampaikan informasi bahwa di zona merah sekarang itu ada terjadi bahaya tsunami," jelasnya.



    Setelah nanti di tempat evakuasi, sambung Haris, kita usahakan secepat mungkin dari total 10 menit pun warga harus berada di tempat evakuasi, sementara biar yang 10 menit sisanya lagi kita sasar atau sisir orang-orang yang belum evakuasi diri sendiri, takutnya ketika terjadi gempa dan tsunami ada yang tidur, ada yang tidak tahu, ada yang disabilitas dan yang lainnya. Seperti tuna rungu atau Jompo yang tidak bisa mengevakuasi dirinya sendiri.


    "Itu 10 menit sisanya terakhir kita evakuasi untuk orang-orang tersebut, sudah kita persiapkan kursi roda dan mobil ambulance. Mudah-mudahan warga sekitar juga ada yang mempunyai mobil dan itu bisa di gunakan mengevakuasi warga," pungkasnya.


    Jurnalis: Riswandi

    Komentar

    Tampilkan

    BERITA TERBARU