NUSANTARANEWS | SUKABUMI – Mengawali tugasnya sebagai Lurah Palabuhanratu, Yadi Supriadi langsung menyikapi permasalahan tawuran antar pelajar yang kembali terjadi di wilayah Kelurahan Palabuhanratu. Saat ditemui di kantornya, Yadi mengungkapkan keprihatinannya atas kejadian tersebut, yang merupakan insiden kedua kali di wilayah ini.
"Kami akan berkoordinasi dengan Forkopimcam untuk menangani masalah ini. Langkah-langkah preventif akan terus dilakukan, terutama di jam-jam rawan seperti waktu pulang sekolah. Kami juga akan mengadakan inspeksi mendadak (sidak) ke sekolah-sekolah dan memberikan himbauan kepada para pelajar," ujar Yadi.
Menurutnya, langkah-langkah serupa pernah dilakukan sebelumnya ketika ada kasus tawuran di salah satu SMP di wilayah tersebut. "Dulu, ketika Forkopimcam melakukan kunjungan ke sekolah, hal itu memberikan dampak positif bagi para pelajar. Tawuran berhasil dicegah, dan tidak ada lagi kasus serupa selama beberapa waktu. Namun, saat ini kejadian seperti ini terulang lagi, dan kami akan mengambil tindakan yang sama untuk mencegahnya," tambahnya.
Yadi juga menegaskan bahwa pihak kelurahan akan berkomitmen bekerja sama dengan sekolah dalam membina pelajar. Namun, ia menekankan bahwa bagi pelajar yang tidak dapat dibina, pihak sekolah harus mengambil tindakan tegas, termasuk memberikan sanksi hingga pengeluaran dari sekolah jika pelanggaran sudah fatal.
"Kami berharap dengan koordinasi yang intensif bersama pihak sekolah dan Forkopimcam, permasalahan tawuran ini bisa diminimalkan. Jika pelajar yang terlibat tawuran sudah membawa senjata tajam atau menimbulkan korban, itu sudah masuk ranah pidana dan menjadi kewenangan pihak kepolisian," jelasnya.
Lurah Yadi juga menegaskan bahwa kunjungan ke sekolah-sekolah akan diagendakan secara rutin. "Kami ingin memastikan sejauh mana langkah-langkah yang diambil untuk menyelesaikan masalah ini. Semua pihak, termasuk masyarakat, perlu berperan aktif untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif bagi para pelajar,” tutupnya.
Tindakan ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk menghentikan konflik antar pelajar di Palabuhanratu, sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan. Kamis (23/1/2025)
(Ismet)