• Jelajahi

    Copyright © NUSANTARA NEWS | Berita Nusantara News Hari Ini
    Nusantara News

    Follow us on

    Peserta Geram, APDESI Cikakak Cup 2025 Dibatalkan Mendadak Akibat Kelalaian Perizinan

    NUSANTARA NEWS
    Jumat, 05 September 2025, 18.08.00 WIB Last Updated 2025-09-05T11:18:34Z

     


    NUSANTARANEWS | SUKABUMI – Harapan besar ratusan pecinta sepak bola di Kecamatan Cikakak pupus seketika. Turnamen bergengsi APDESI Cikakak Cup 2025, yang digadang-gadang akan menjadi ajang silaturahmi antar desa sekaligus menghidupkan kembali semangat olahraga setelah 13 tahun vakum, mendadak batal digelar pada hari pembukaan.


    Keputusan mendadak ini sontak memicu gelombang kekecewaan dari berbagai pihak, terutama para peserta yang sudah jauh-jauh hari menyiapkan diri.


    Salah satunya adalah Aceng, perwakilan Desa Margalaksana, yang tak kuasa menahan rasa kecewanya.


    "Saya kecewa dengan tidak jadinya pembukaan sepak bola APDESI Cup 2025 ini. Katanya masalah perizinan, dan pihak kecamatan serta Polsek merasa tidak dihargai. Padahal waktu itu sudah jelas disepakati, bahkan dihadiri langsung oleh APDESI, bahwa soal perizinan akan ditempuh oleh APDESI. Tapi kenyataannya seperti ini," ungkapnya dengan nada kesal.



    Menurut Aceng, yang membuat situasi semakin menyesakkan adalah pemberitahuan pembatalan yang dilakukan secara tiba-tiba.


    'Yang lebih mengecewakan lagi, pemberitahuan ini datang mendadak. Sehabis Jumatan baru ada surat pemberitahuan, padahal seharusnya minimal sehari sebelumnya. Jadi bukan hanya saya yang kecewa, desa-desa lain juga merasakan hal sama," tambahnya.


    Aceng mengaku semakin heran karena Ketua APDESI, yang awalnya berkomitmen untuk mengurus seluruh perizinan, justru belakangan hanya menyebut bahwa izin tersebut baru sebatas lisan.


    "Ini kan ironis. Acara sebesar ini terakhir digelar tahun 2012, dan baru kembali ada di tahun 2025 ini. Antusiasme peserta luar biasa, bahkan dari kota sudah banyak yang yang pulang hanya untuk bermain bola, Tapi semuanya buyar hanya karena perizinan yang ternyata tidak jelas," pungkasnya.


    Tak berhenti di situ, ia juga menyoroti lemahnya koordinasi panitia dengan APDESI.


    "Dari jadwal, pembukaan seharusnya pukul 14.00 WIB. Tapi pemberitahuan pembatalan justru baru muncul setelah Jumatan. Anehnya lagi, APDESI sebagai penyelenggara utama malah tidak hadir. Kalau awalnya saja sudah berantakan, bagaimana nanti jalannya turnamen?" tegas Aceng.


    Atas kekecewaan tersebut, Aceng bahkan mengancam akan menarik timnya dari keikutsertaan.


    "Saya atas nama perwakilan Desa Margalaksana, bila hari ini tidak jadi diselenggarakan, maka saya memilih mundur dari turnamen ini. Dan bukan hanya desa kami, ada beberapa desa lain yang siap melakukan hal sama," tandasnya.


    Sementara itu, Wahyudin atau akrab disapa Uwo, salah satu panitia pelaksana, ketika dimintai keterangan mengaku sama terkejutnya dengan peserta.



    "Memang benar, soal perizinan ke Polsek, Koramil, dan Kecamatan belum ditempuh. Tapi sejak awal Ketua APDESI sendiri yang bilang akan mengurus perizinan. Itu disaksikan enam desa yang hadir waktu itu. Panitia sudah siap, pemerintah sudah hadir, peserta sudah bersiap main, tapi tiba-tiba batal. Ini benar-benar di luar dugaan," jelasnya.


    Uwo menambahkan, panitia sejatinya terbentuk karena dorongan kecintaan terhadap sepak bola dan semangat kebersamaan antar desa. Bahkan mereka rela patungan untuk menutup kebutuhan turnamen, meski tanpa dukungan anggaran resmi.


    "Kami ini bukan panitia profesional, hanya pecinta sepak bola. Panitia terbentuk secara aklamasi dari enam desa. Semua persiapan sudah dilakukan. Tapi karena masalah perizinan ini, akhirnya semua jadi berantakan. Jujur saja, kami capek," ujarnya lirih.


    Hingga berita ini diturunkan, belum ada kepastian dari pihak APDESI terkait kelanjutan turnamen ini. Namun yang jelas, kekecewaan mendalam dari peserta, panitia, dan masyarakat masih membekas. Turnamen yang seharusnya menjadi ajang persaudaraan, kini justru menimbulkan kekecewaan dan tanda tanya besar tentang profesionalitas penyelenggaraan.


    (Wahyu /Sopiyan)

    (Editor: Ismet)

    Komentar

    Tampilkan

    BERITA TERBARU